Langsung ke konten utama

PSIKODINAMIKA DALAM PEKERJAAN SOSIAL


Perspektif psikodinamika berasal dari psikoanalisis yang didasari oleh gagasan Freud dan para pengikutnya serta perkembangan lebih lanjut dari kerja-kerja mereka. Istilah psikodinamika lebih luas dari pada psikoanalisis. Psikodinamika menekankan bahwa pikiran (unsur “psycho” dari istilah tersebut) merupakan mesin penggerak kita: pikiran memotivasi dan mengarahkan atau mengatur perilaku kita. Sejak 1960-an, teori praktik muncul dari gagasan ini yang disebut psikososial karena melihat bagaimana pikiran dan perilaku mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial orang.
Gagasan psikodinamika berpengaruh sejak periode 1930-1960 saat pekerjaan sosial dibangun; karena gagasan ini mendasari pekerjaan sosial tradisional di mana beberapa teori lain lebih berkembang sebagai reaksi terhadap gagasan psikodinamika. Karena itu, elemen dari gagasan psikodinamika masih berpengaruh dalam praktik sehari-hari. Alasan lain bagi pengaruh yang cukup luas ini adalah bahwa psikoanalisis dikenal baik dalam budaya barat dan banyak orang memiliki kesadaran konsep dasar psikoanalisis, sehingga hal ini membentuk bahasa bersama secara budaya tentang masalah pikiran. Namun, psikoanalisis (sebagai lawan teori psikodinamika) digunakan pada umumnya, khusus dalam bidang psikiatrik dan kurang digunakan oleh para pekerja sosial.
Presfektif psikodinamika dalam pekerjaan sosial menegaskan individualism setiap manusia dan cara unik di mana emosi dan dorongan internal menciptakan perilaku setiap individu. Pandangan ini memandu pekerjaan sosial memberikan perhatian utama terhadap penentuan diri sendiri dan individualisasi klien serta masalah klien.
Gagasan psikodinamika adalah jelas dalam pekerjaan sosial karena psikodinamika menekankan tentang pentingnya perasaan orang dan konflik internal dalam menciptakan dan memcahkan masalah yang mereka hadapi. Psikodinamika dinilai sangat kaya gagasan dalam praktik. Dalam sejarah pekerjaan sosial, psikodinamika memiliki dampak yang kuat pada bagaimana pekerjaan sosial dipraktikan dan telah membantu membentuk fokus pada reaksi psikologis orang terhadap lingkungan psikologisnya sebagai sumber masalah sosial dan personal. Praktik psikodinamika menunjukan bagaimana tujuan pemecahan masalah pekerjaan sosial mendukung keberadaan tatanan sosial dengan menolong orang menyesuaikan diri kepda masyarakat disekitar mereka.
Saat ini terdapat berbagai aliran praktik pekerjan sosial yang berasal dari gagasan psikodinamika. Goldstein (1995,2002) dan rekannya (Goldstein dan noonan, 1999; Goldstein dkk., 2009) telah menulis secara luas tentang bagaimana gagasan psikodinamika, yaitu ego, relasi obyek, dan psikologi relasi dan diri digunakan dalam pekerjaan sosial psikoterapeutik, yaitu prsktik dengan tujuan utama mengubah perilaku orang dan dampak pada perasaan serta pikiran dari perubahan tersebut.  Karya psikodinamika menunjukan pembaharuan dan perkembangan gagasan dalam periode lebih dari lima belas tahun dan memperlihatkan resep praktik terinci yang tersedia dalam perspektif ini.
Koleksi karya tulis ruch dkk (2010) menawarkan pandangan komprehensif tentang praktik relasi dri sumber inggris. Perspektif feminis freedberg (2008) pada praktik relasi pekerjan sosial juga bermanfaat menjelaskan perspektif lain dan kritis membuat hubungan dengan teori psikodinamika dalam pekerjaan sosial. Teori perpautan relasi saat ini merupakan penerapan yang paling signifikan dari teori psikodinamika dalam pekerjaan sosial dan naskah berbasik praktik serta penelitian dan praktik saat ini telah muncul dan Howe (2011), shemmings dan shemmings (2011).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FUNGSI PEKERJAAN SOSIAL

Heru Sokoco (1995:22-27) menjelaskan fungsi dan peran pekerja sosial sebagai berikut : 1.       Membantu orang meningkatkan dan menggunakan kemampuannya secara efektif untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan memecahkan masalah-masalah sosial yang mereka alami. 2.       Mengkaitkan orang dengan sistem-sistem sumber 3.       Memberikan fasilitas interaksi dengan sistem-sistem sumber 4.       Mempengaruhi kebijakan sosial 5.       Memeratakan atau menyalurkan sumber-sumber material. Max Siporin dalam Dwi Heru Sukoco (1992 : 52-54), menyatakan bahwa tujuan Pekerjaan Sosial adalah untuk mencapai kesejahteraan individu, keluarga atau kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan tujuannya Max Siporin membagi fungsi dasar pekerjaan sosial menjadi 4 (empat) bagian sebagai berikut: 1.       Mengembangkan, memelihar...

KONSEP DASAR PEKERJAAN SOSIAL

Beberapa dari kita ada yang masih belum paham apa sih pekerja sosial itu? Sama seperti psikolog? Tentu saja jauh berbeda, kali ini saya membahas tentang definisi dan tujuan pekerjaan sosial. YUK kita cari tahu apa sih perbedaannya^^ PENGERTIAN PEKERJA SOSIAL MENURUT PARA AHLI MAX SIPORIN … sebagai suatu metode institusi sosial untuk membantu orang mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkat kan keberfungsian sosial mereka. Alen Pincus dan Anne Minahan …berkepentingan dengan permasalahan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya , sehingga mereka mampu melasanakan tugas-tugas kehidupan , mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka. W. Friedlander dan Robert Z. Apte …bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok, dimana kegiatannya difokuskan pada relasi sosial mereka, khususnya interaksi manusia dengan lingkungannya. Charles Zastr...